Terangkai puisi saat mentari ke peraduan
Di khayalku kita bersepeda menuju dermaga
Sementara ombak mengantarkan pergi nelayan
Ditatap lautan, aku tersenyum untukmu yang tertawa
Riuh kesibukan murid-murid sekolah menengah
Obrolan, canda, teriakan, umpatan, debam buku, gemerisik kertas
, langkah sepatu, decit pena
Beradu dalam ruang
Ternyata aku bukan di pantai
Tidak ada sepeda, dermaga, dan nelayan
Tunggu saja, bermimpi sendiri
Melihat bayangan
Tanpa berani berharap kenyataan
Seperti matematika ketika kau dihadapan
Aku tidak bisa berkata apa-apa
Jangan kau menjenguk dalam hatiku
Biarkan saja tiada yang tahu sama sekali
Di sudut aku menikmati senyummu seringkali
Kelak kita bersepeda ke dermaga
Aku akan bicara karena diamku ditelan senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar